Buah-Buah Pinang dan Papua
ARDINTORO |dot| COM - Hitam kulit keriting rambut aku Papua, biar nanti langit terbelah aku Papua. Itu adalah pengalan dari syair atau lagu yang berjudul “Aku Papua” lagu ini menurut saya sangat menyentuh yang bercerita tentang kebanggan menjadi seseorang yang berdarah Papua.
Kita yang tinggal di pulau paling timur Indonesia pasti nggak asing dengan lagu ini karena setiap momen pasti di nyanyikan misalnya saat wisuda, belajar di kampus, pertemuan penting dll. Jadi teringat waktu wisuda 5 tahun lalu di aula Uncen yang dengan merdunya lagu ini di nyayikan untuk mengiringi wisuda menambah kesakralan acara.
Pulau Papua memang sungguh indah, bukan hanya alamnya tapi juga masyarakatnya yang ramah. Meskipun orang Papua terlihat galak, tapi bila sudah kenal hatinya sangat baik bahkan seperti saudara. Alhamdullilah nggak terasa sudah sekitar 15 tahun saya di tanah Papua, selama itu juga sudah banyak mengalami pahit getirnya hidup di perantauan, dari makan sekali sehari, nggak ada duit, terserang malaria, sampai merasakan asiknya makan buah pinang.
Sebagian orang beranggapan, seseorang yang datang dari luar Papua belum resmi jadi warga Papua bila belum merasakan halu-galunya terserang malaria hehe. Saya sendiri selama di Papua setidaknya sudah 2 kali terjangkit penyakit malaria, lumayan parah sih bahkan sampai opname.
Banyak hikmah dari kejadian itu. Saya yang biasanya dulu penakut dengan jarum suntik setelah merasakan malaria jadi nggak takut lagi, soalnya kalau sakit biasanya di infus sampai berhari-hari. Selain itu, saat minum obat sekarang nggak rewel, nggak perlu pakai pisang atau pepaya hoho cukup pakai air putih obat sudah masuk. Itu berbanding terbalik ketika saya kecil sebelum merantau, kalau dulu bila di suruh Ibu minum obat harus melalui ritual, misalnya dengan pisang, pepaya atau kue.
Kalau bicara Papua memang nggak ada habisnya karena banyak hal menarik untuk di bahas. Salah satu yang unik dari masyarakat di sini adalah kebiasaan makan pinang. Di sini dari anak-anak sampai orang dewasa beliau-beliau suka makan pinang, makanya nggak heran di semua sudut kota yang ada di Papua pasti ada penjual pinang.
Makan buah pinang sebenarnya sudah umum di lakukan masyarakat Indonesia (dari Sabang sampai Meraoke). Dalam adat Jawa tempo dulu misalnya, acara makan pinang biasanya di lakukan pada saat menghormati tamu di acara lamaran atau resepsi pernikahan. Kombinasi racikannya adalah buah pinang, kapur, daun sirih, tembakau dan gambir.
Tapi budaya ini sepertinya sudah punah dan nggak di teruskan di generasi berikutnya (milinial) karena setiap saya menghadiri acara lamaran atau resepsi pernikahan kayaknya sudah nggak ada lagi acara sesi makan pinang (jambe). Generasi makan pinang pada suku Jawa tinggal di lakukan para orang tua yang sudah sepuh (kisaran berumur 70 tahun ke atas itupun sudah jarang).
Keadaan itu sangat berbeda sekali dengan saudara kita di Papua. Masyarakat di sini masih sangat rutin untuk makan pinang. Saya sendiri setelah merantau cukup lama baru bisa merasakan enaknya makan pinang. Pertama coba (saat di tawari teman) rasanya sangat pahit dan hampir muntah saat makan, tapi bila sudah terbiasa rasanya enak dan ada manis asamnya. Tapi, bila makan terlalu banyak kepala suka pusing kayak orang mabuk kendaraan.
Keadaan Itu mungkin sesuai dengan pepatah Jawa, yang mengatakan “Roso tresno jalaran soko kulino” yang intinya sesuatu bila sudah menjadi kebiasaan walaupun pahit akan terasa nikmat.
Bila teman-teman yang dari luar Papua kepingin mencoba makan pinang di persilahkan. Cara mengkonsumsi buah pinang: Pertama-tama cobalah memilih pinang yang masih segar dan kupas dulu kulitnya. Bila ingin terasa nikmat jangan lupa di campur dengan buah sirih dan kapur. Kombinasi (pinang, kapur dan sirih) bila sudah pas biasanya di tandai dengan air ludah yang berwarna merah darah, kalau sudah begitu rasa buah pinang sangat nikmat dan bikin ketagihan. Jangan lupa bila Sobat pertama kali makan pinang buanglah selalu ludah jangan sampai tertelan, kalau tertelan biasanya bikin sakit kepala kayak orang mabuk kendaraan.
Selain buah pinang yang masih hijau ada juga buah pinang kering. buah pinang kering adalah buah pinang yang sudah melalui proses penjemuran, jenis buah pinang ini juga di percaya bermanfaat untuk kesehatan. Makannya nggak heran banyak masyarakat yang mengkonsumsinya.
Setelah bicara panjang lebar tentang buah pinang, kurang pas rasanya bila belum menggali manfaat buah pinang. Setelah membaca beberapa referensi, ternya buah pinang banyak manfaatnya lo, di antaranya untuk menambah energi, menjaga kesehatan jantung, mencegah gigi berlubang, meredakan gejala depresi dll.
Pulau Papua memang sungguh indah, bukan hanya alamnya tapi juga masyarakatnya yang ramah. Meskipun orang Papua terlihat galak, tapi bila sudah kenal hatinya sangat baik bahkan seperti saudara. Alhamdullilah nggak terasa sudah sekitar 15 tahun saya di tanah Papua, selama itu juga sudah banyak mengalami pahit getirnya hidup di perantauan, dari makan sekali sehari, nggak ada duit, terserang malaria, sampai merasakan asiknya makan buah pinang.
Sebagian orang beranggapan, seseorang yang datang dari luar Papua belum resmi jadi warga Papua bila belum merasakan halu-galunya terserang malaria hehe. Saya sendiri selama di Papua setidaknya sudah 2 kali terjangkit penyakit malaria, lumayan parah sih bahkan sampai opname.
Banyak hikmah dari kejadian itu. Saya yang biasanya dulu penakut dengan jarum suntik setelah merasakan malaria jadi nggak takut lagi, soalnya kalau sakit biasanya di infus sampai berhari-hari. Selain itu, saat minum obat sekarang nggak rewel, nggak perlu pakai pisang atau pepaya hoho cukup pakai air putih obat sudah masuk. Itu berbanding terbalik ketika saya kecil sebelum merantau, kalau dulu bila di suruh Ibu minum obat harus melalui ritual, misalnya dengan pisang, pepaya atau kue.
Kalau bicara Papua memang nggak ada habisnya karena banyak hal menarik untuk di bahas. Salah satu yang unik dari masyarakat di sini adalah kebiasaan makan pinang. Di sini dari anak-anak sampai orang dewasa beliau-beliau suka makan pinang, makanya nggak heran di semua sudut kota yang ada di Papua pasti ada penjual pinang.
Makan buah pinang sebenarnya sudah umum di lakukan masyarakat Indonesia (dari Sabang sampai Meraoke). Dalam adat Jawa tempo dulu misalnya, acara makan pinang biasanya di lakukan pada saat menghormati tamu di acara lamaran atau resepsi pernikahan. Kombinasi racikannya adalah buah pinang, kapur, daun sirih, tembakau dan gambir.
Tapi budaya ini sepertinya sudah punah dan nggak di teruskan di generasi berikutnya (milinial) karena setiap saya menghadiri acara lamaran atau resepsi pernikahan kayaknya sudah nggak ada lagi acara sesi makan pinang (jambe). Generasi makan pinang pada suku Jawa tinggal di lakukan para orang tua yang sudah sepuh (kisaran berumur 70 tahun ke atas itupun sudah jarang).
Keadaan itu sangat berbeda sekali dengan saudara kita di Papua. Masyarakat di sini masih sangat rutin untuk makan pinang. Saya sendiri setelah merantau cukup lama baru bisa merasakan enaknya makan pinang. Pertama coba (saat di tawari teman) rasanya sangat pahit dan hampir muntah saat makan, tapi bila sudah terbiasa rasanya enak dan ada manis asamnya. Tapi, bila makan terlalu banyak kepala suka pusing kayak orang mabuk kendaraan.
Keadaan Itu mungkin sesuai dengan pepatah Jawa, yang mengatakan “Roso tresno jalaran soko kulino” yang intinya sesuatu bila sudah menjadi kebiasaan walaupun pahit akan terasa nikmat.
Bila teman-teman yang dari luar Papua kepingin mencoba makan pinang di persilahkan. Cara mengkonsumsi buah pinang: Pertama-tama cobalah memilih pinang yang masih segar dan kupas dulu kulitnya. Bila ingin terasa nikmat jangan lupa di campur dengan buah sirih dan kapur. Kombinasi (pinang, kapur dan sirih) bila sudah pas biasanya di tandai dengan air ludah yang berwarna merah darah, kalau sudah begitu rasa buah pinang sangat nikmat dan bikin ketagihan. Jangan lupa bila Sobat pertama kali makan pinang buanglah selalu ludah jangan sampai tertelan, kalau tertelan biasanya bikin sakit kepala kayak orang mabuk kendaraan.
Selain buah pinang yang masih hijau ada juga buah pinang kering. buah pinang kering adalah buah pinang yang sudah melalui proses penjemuran, jenis buah pinang ini juga di percaya bermanfaat untuk kesehatan. Makannya nggak heran banyak masyarakat yang mengkonsumsinya.
Setelah bicara panjang lebar tentang buah pinang, kurang pas rasanya bila belum menggali manfaat buah pinang. Setelah membaca beberapa referensi, ternya buah pinang banyak manfaatnya lo, di antaranya untuk menambah energi, menjaga kesehatan jantung, mencegah gigi berlubang, meredakan gejala depresi dll.
Menambah Energi dan Mengobati Beberapa Penyakit
Buah pinang mengandung sebuah senyawa penting bagi tubuh yaitu alkaloid alami yang bersifat stimulan. Zat ini bermanfaat untuk menambah energi, stamina dan meningkatkan daya konsentrasi. Selain itu manfaat buah pinang juga untuk meningkatkan nafsu makan, merangsang produksi air liur dan mengobati penyakit mata seperti glaukoma.
Meskipun demikian, belum ada riset khusus yang menyebutkan bahwa buah pinang efektif dan aman untuk di konsusmsi sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit. Oleh karena itu sebaiknya Sobat berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu bila ingin mengunakan buah pinang untuk mengobati penyakit.
Kombinasi buah pinang dan sirih juga bersifat antioksidan yang membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Radikal bebas sendiri merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung.
Meskipun begitu mengunyah buah pinang terlalu sering menyebabkan gigi berubah warna menjadi kuning, merah bahkan coklat kehitaman yang bila nggak cepat di bersihkan dapat mengganggu penampilan Sobat.
Akhir kata, Papua adalah sebuah pulau indah dan unik yang nggak bisa di gambarkan dengan sebuah kata-kata, sampai-sampai penyair menggambarkan “Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi”. Oleh karena itu jangan takut berkunjung ke Papua, karena Papua itu indah, karena Papua itu aman, karena Papua itu nyaman dan masyarakatnya sangat ramah terhadap orang-orang dari luar Papua.
Meskipun demikian, belum ada riset khusus yang menyebutkan bahwa buah pinang efektif dan aman untuk di konsusmsi sebagai obat herbal untuk mengatasi berbagai penyakit. Oleh karena itu sebaiknya Sobat berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu bila ingin mengunakan buah pinang untuk mengobati penyakit.
Menjaga Kesehatan Jantung
Menurut sebuah penelitian yang di lakukan di India, buah pinang bisa berfungsi memperkuat otot jantung, menurunkan tekanan darah dan mengatur detak jantung agar bisa stabil. Efek ini bisa terjadi karena saat Sobat mengunyah buah pinang otot-otot yang ada dalam mulut bereaksi dengan kandungan zat dalam buah pinang yaitu alkaloid yang bermanfaat untuk kesehatan.Kombinasi buah pinang dan sirih juga bersifat antioksidan yang membantu melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah. Radikal bebas sendiri merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit jantung.
Mencegah Gigi Berlubang
Buah pinang sudah sejak lama di percaya nenek moyang kita untuk mencegah gigi berlubang. Alasan inilah banyak orang zaman dulu mengunyah buah pinang sebagai kebiasaan sehari-hari. Dalam sebuah penelitian menyebutkan buah pinang memiliki zat khusus yang berfungsi untuk mengurangi kadar bakteri penyebab gigi berlubang.Meskipun begitu mengunyah buah pinang terlalu sering menyebabkan gigi berubah warna menjadi kuning, merah bahkan coklat kehitaman yang bila nggak cepat di bersihkan dapat mengganggu penampilan Sobat.
Meredakan Gejala Depresi
Buah pinang juga di percaya dapat menurunkan kadar kortisol. Kortisol merupakan hormon yang bisa memicu munculnya rasa stres dalam tubuh. Dengan menurunkan kadar hormon ini, maka gejala-gejala depresi yang Sobat alami akan berkurang.Akhir kata, Papua adalah sebuah pulau indah dan unik yang nggak bisa di gambarkan dengan sebuah kata-kata, sampai-sampai penyair menggambarkan “Papua adalah surga kecil yang jatuh ke bumi”. Oleh karena itu jangan takut berkunjung ke Papua, karena Papua itu indah, karena Papua itu aman, karena Papua itu nyaman dan masyarakatnya sangat ramah terhadap orang-orang dari luar Papua.
Referensi dan Sumber Gambar
- https://news.detik.com/
- https://jubi.co.id/
- https://www.alodokter.com/
- https://hellosehat.com/
10 comments for "Buah-Buah Pinang dan Papua"
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini, dengan Ketentuan :
1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi. Bila berkomentar nggak sesuai dengan kebijakan Blogger maka nggak di terbitkan!
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
4. Happy Blogging 🙂.
Wah ngga nyangka Mas ini tinggal di Papua, iya mama juga pernah stay disana beberapa tahun tepatnya di Biak yang pantainya indah, Mama bilang orang Papua ramah dan baik hati, sopan2 gt dan untuk pinang aku masih ragu untuk mencoba, aku penasaran sama papeda. Semoga suatu saat nanti aku bisa berkunjung ke Papua untuk liburan heheh
ReplyDeleteWah ternyata buah pinang banyak manfaatnya ya. Di Merauke biasanya dijual bersama dengan noken gitu ya. Aku juga dulu pernah lihat dan beli pas tinggal di sana. Cuma nggak aku konsumsi hehehe
ReplyDeleteBaru tahu khasiat buat pinang setelah baca tulisan ini. Jadi inget istilah ini, bagai pinang di belah dua. Kalau orang Papua kayanya mereka udah terbiasa makan makanan langsung dari alam ya, mereka bisa survive dengan cara itu.
ReplyDeleteDi kampung ku banyak yg konsumsi pinang di rebus gitu,, saya dulu juga pernah minum air rebusannya katanya bagus buat badan... Setelah baca ini ternyata emang bener banyak khasiatnya
ReplyDeletesaya kenal sekilas aja dengan buah pinang ini yang biasa dimakan bersama sirih oleh nenek dulu hehe..tapi sama gak ya dengan buah pinang Papua?
ReplyDeletetapi baru tau tentang khasiatnya, ternyata sangat bagus ya!
Artikelnya sangat kaya akan informasi dan sangat mendidik,, disajikan secara ringan serta menyenangkan,,
ReplyDeleteSemangat terus ya untuk mengembangkan blognya,,
Semoga kedepannya dapat terus melahirkan karya2 yang bermanfaat bagi semua, untuk waktu yang tak terhingga 👍💪
Artikel mbak.. ngingetin mbok saya yang sudah meninggal. Dia suka sekali nyinang. Salah satu bahan nginang pakai buah pinang itu. Saat masih saya sering di suruh mbok untuk ambil buah pinang di belakang rumah kami..
ReplyDeleteAlfatihah buat mbok.. Jadi syahdu baca artikel ini karena baru sambang ke makamnya. Hu.. hu.. Makasih mbak!
Mbah2 saya di Temanggung (Jateng) membahasakan makan sirih plus kapur dengan istilah "nginang". Kalau dipikir-pikir, nginang harusnya berakar dari kata pinang ya... tapi proses nginang ala mbah2 saya sama sekali nggak pakai pinang. Kayaknya pohon pinang juga jarang di kampung saya. Jadi terpikir, kenapa disebut nginang ya,...
ReplyDeleteSebenernya penasaran sih Ama rasanya mas 😁. Dulu papa saya pas msh kerja di LNG Tangguh Papua, sering cerita juga ttg orang sana yg makan pinang. Tapi papa saya ga bisa makan itu sampe skr 🤣. Kayaknya nyoba pertama, ga cocok, trus ga mau nyoba lagi sih.
ReplyDeleteSaya nih yg penasaran. Kalo ntr bisa ke Papua, mau cobain ah 😁
di Jawa orang jaman dulu juga masih suka mengkonsumsi pinang
ReplyDeletesalah satu mimpiku ke Papua adalah ke raja Ampat