Gowes: Kegiatan Positif di Masa Pandemi
Kita sebagai Masyarakat harus pintar-pintar dalam menjaga kondisi tubuh, agar nggak gampang sakit. Kalau sakit ngeri, takutnya sakit biasa langsung di vonis Corona. Apalagi banyak sekali pemberitaan di media sosial, tentang penyimpangan-penyimpangan dalam penanganan Covid-19. Mungkin itu oknum-oknum nakal yang mencari keuntungan dari pandemi ini. Semoga Pemerintah bisa mengatasi itu, agar kepercayaan Masyarakat ke Pemerintah bisa meningkat.
Walah kok malah ngelantur ngomongnya. Yowis kembali ke topik di atas. Banyak cara untuk menjaga kesehatan di masa Pandemi ini (
Sebenarnya rutinitas bersepeda sudah saya lakukan sejak lama, dari sebelum Corona menyerang hehe. Gowes sekarang enak banyak temannya, apalagi di hari Minggu. Walaupun dari rumah berangkat sendiri, nanti di jalan pasti ketemu pesepeda lain. Beda dengan setahun atau dua tahun lalu, sebelum ada Corona. Kalau kita bersepeda sendiri, pasti sampai pulang pun akan sendiri. Sudah seperti Jaelangkung saja, berangkat nggak di jemput, pulang nggak di antar wkwk.
Sekarang ada semacam trend atau gaya hidup untuk bersepeda. Kalau saya amati, hampir di semua daerah sama, termasuk di kotaku Timika. Orang banyak yang bersepeda setiap harinya. Semoga kebiasaan baik ini nggak cuma panas-panas tai ayam, mereka bersepeda karena ada Virus Corona, agar rakyat Indonesia bisa sehat.
Bersepeda itu banyak manfaatnya lo. Selain untuk kesehatan fisik tubuh, bersepeda juga baik untuk kesehatan mental kita. Misalnya bila sedang di landa suntuk, banyak problem di rumah. Untuk menghilangkan itu, Sobat bisa langsung gowes, memilih rute yang sejuk, sambil menikmati pemandangan alam. Insaallah seketika itu, pikiran yang tadinya bad mood, akan ter-refresh kembali. Ini juga yang biasa saya terapkan, bila sedang di landa bad mood.
Manfaat Gowes atau Bersepeda
(1). Hemat Uang
Meskipun sepeda umumnya untuk olahraga, tetapi sepeda pun termasuk alat transportasi yang patut di perhitungkan. Bisa di gunakan untuk menunjang aktifitas Kalian, misalnya saat akan pergi ke kantor, belanja ke pasar, berangkat ke sekolah, atau sekedar pergi ke warung kopi. Bayangkan bila Kalian pergi ke tempat itu, dengan kendaraan umum setiap hari, sudah berapa duit yang di keluarkan setiap bulanya. Oleh karena itu, dengan bersepeda jadi bisa berhemat. Uang yang sedianya untuk bayar transportasi umum, bisa Kalian gunakan untuk kebutuhan yang lain.
(2). Bebas dari Kemacetan
Tidak dapat di pungkiri, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya sering terjadi kemacetan. Apalagi di jam-jam sibuk, saat banyak orang pergi ke tempat kerja, pasti kemacetan akan menimbulkan stres berkepanjangan. Dengan bersepeda atau gowes, kita bisa terhindar dari kemacetan, karena bisa leluasa melewati sela-sela kendaraan yang lagi macet.
(3). Mengurangi Stres dan Depresi
Seperti yang sudah saya kemukakan di atas. Gowes atau bersepeda sangat efektif mengurangi stres dan depresi. Karena bersepeda bisanya di lakukan dengan santai, nggak terburu-buru sambil menikmati suasana alam sekitar. Apalagi bersepeda di pagi hari, dengan udara yang masih bersih dari polusi. Akan menambah nilai positif untuk mengurangi stres dan depresi.
(4). Menurunkan Berat Badan
Ini juga salah satu alasan saya menyukai olahraga bersepeda, karena ingin menurunkan berat badan. Karena bersepeda akan mengerakkan semua otot, baik yang ada di kaki, tangan, sampai di perut. Yang otomatis akan membakar lemak-lemak bandel penyebab berat badan berlebih.
Beberapa waktu lalu saat periksa kesehatan di Klinik, ternyata berat badan saya naik drastis. Padahal dulu mentok 60 sampai 63 kg, tapi sekarang ternyata sudah naik menjadi 70 kg lebih. Pantas saja perut kok kayak sedikit buncitan dan bila di pakai jalan rasanya sedikit berat nggak seperti biasanya. Apa kata dunia kalau begini hehe.
(5). Mengurangi resiko penyakit Jantung, Kangker dan Diabetes militus
Manfaat bersepeda atau gowes memang sangat dahsyat. Yang mana dapat melancarkan peredaran darah, melakukan pembakaran lemak, menjaga ridme jantung agar stabil dan mencegah penyakit diabetes. Selain itu, bersepeda juga dapat mencegah resiko penyakit kanker, khususnya kangker payudara pada wanita. Karena saat bersepeda, semua anggota tubuh di ajak gerak secara berkala, otomatis dapat membakar lemak berlebih yang ada di dalam tubuh.
Berapa duit sih untuk punya Sepeda yang layak?
Harga sepeda sangat bervariasi. Dari harga yang murah kisaran jutaan, sampai harga yang mahal sampai ratusan juta. Semua tergantung pada merek, bahan dan spek sepeda. Tapi alangkah baiknya Sobat sesuaikan saja dengan kemampuan atau isi dompet. Jangan sampai gara-gara beli sepeda mahal, kebutuhan keluarga nggak tercukupi dan hutang menumpuk. Kalau itu sih bikin susah diri, jangan di tiru.
Jenis-jenis sepeda sudah banyak beredar di pasar Indonesia, dari pabrikan lokal, sampai sepeda impor. Di Indonesia umumnya ada 6 jenis sepeda yaitu: Sepeda gunung (MTB), sepeda BMX, sepeda fixie, sepeda lipat, sepeda hybrid, sepeda ontel dll. Kalian bisa pilih sesuai kebutuhan dan selera. Saya sendiri lebih suka jenis sepeda fixie, karena perawatan nggak terlalu ribet dan terlihat rapi, karena fixie nggak memakai kabel rem.
Bila Sobat ingin sepeda dengan harga yang terjangkau, bisa memilih fixie buatan lokal yang harganya 1 sampai 2 jutaan. Selain itu ada juga jenis sepeda gunung (MTB) yang harganya di bawah 3 juta. Misalnya polygon monarch 2.0, united avalanche XC 72, pacific revolt 3.0, wimcycle roadchamp dll. Kalian bisa pilih sesuai dengan keinginan.
Utamakan Bersepeda karena ingin Sehat dari pada sekedar gaya-gayaan
Ini yang sering kita lihat, ketika mau bersepeda orang sibuk memikirkan penampilan. Sampai lupa cara ngenjot pedal sepeda hehe. Yang terjadi selanjutnya adalah mereka nggak maksimal dalam berolahraga, baru gowes beberapa kilo sudah nyerah dan maunya foto-foto doang yang nanti akan di pajang di media sosial. Itu kan aneh, berarti mereka bersepeda cuma untuk gaya-gayaan, nggak bertujuan untuk menjaga kesehatan.
Bersepeda atau gowes bila nggak di niati ingin sehat, biasanya cepat bosan. Mereka bersepeda cuma mengikuti musim atau trend. Bila suatu saat sudah nggak musim sepeda bisa di pastikan, mereka bakal ogah-ogahan dan nggak mau lagi gowes atau bersepeda.
21 comments for "Gowes: Kegiatan Positif di Masa Pandemi"
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini, dengan Ketentuan :
1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi. Bila berkomentar nggak sesuai dengan kebijakan Blogger maka nggak di terbitkan!
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
4. Happy Blogging 🙂.
memang menyenangkan tapi kalau di jalan raya sepeda harus jalan satu2 agar gak ganggu lalu lintas. saya pernah hrs nunggu lama di belakang rombongan bersepeda yang berjajar hampir setengah jalan, shg kendaraan di belakang hrs antri untuk mendahuli rombongan sepeda
ReplyDeleteTerimakasih Ibu sudah di ingatkan.
DeleteMemang itu masih menjadi problem terkadang masih banyak yg demikian, karena bersepeda sambil ngobrol hehe
Semoga teman" pesepeda semakin dewasa dan saling menghargai sesama penguna jalan.
sekarang gowes lagi in banget ya
ReplyDeletebagus banget sebenarnya soalnya jadi hidup lebih sehat
sayang saya engga punya sepeda jadi ya cuma jalan kaki aja sama joging olahraganya
Itu pun sudah cukup Gan yang penting Berolah raga :)
DeleteBetul Pak, dibawa bahagia terus aja Pak, biar imun kita tetep terjaga, semoga sehat2 selalu yaa Pak
ReplyDeleteWah, artikel yang bermanfaat. Saya emang suka gowes. Ne badan makin subur aja sejak pandemi. Bravo mas arif.
ReplyDeleteDulu waktu kecil saya suka sekali sepedaan. Muter-muter di sekitaran desa. Eh tapi sekarang udah gede, udah tinggal sama suami di rumahnya. Nggak sempet eh.
ReplyDeleteTapi makasih ya udah diingatkan, betapa banyak manfaatnya sepedaan. Jadi kangen sepedaan lagi..
Sepedaan kesukaanku sejak kecil, tapi baru tahu manfaatnya ternyata banyak banget.
ReplyDeleteCuman sekarang nggak sempat ☺☺☺ kapan" pingin ah.. kangen..
ngomongin persiapan olahraga buat naik gunung jadi makin pengen cepat naik gunung, wkkwk. ya gimana, mau naik gunung sekarang2 hujannya intens banget. udah diniatkan tahun depan pas musim ujan selesai, tp tetap persiapan olahraga dari sekarang :D, sejauh ini cuma jogging sih mas.. boleh juga nih sambil bersepeda, manfaatnya juga banyak juga ya :)
ReplyDeleteeh iya pak bener banget bisa mengurangi rasa stress,pernah saat itu saya ngerasa stress banget , rasanya tuh otak beku gitu. Eh pas coba -coba naik sepeda keliling lapangan serasa cair nih otak :D Ide ide banyak bermunculan
ReplyDeleteGowes memang seru dan menyehatkan. Ingin sekali gowes tapi lagi pandemi jadi takut... btw tulisannya bagus Pak. Informasi penting buat goweser.
ReplyDeleteEfek corona jg harga sepeda jadi melambung tinggi.
ReplyDeleteSaya pingin banget bisa gowes, biar lemak sedikit kabur, sayang masih punya anak kecil.
Sekarang banyak yg gowes di jalan raya sampai ke gunung. Ada juga yg habis bersepeda makan di warung soto rame-rame. Seru ya. Tapi sayang gak punya sepeda kalo mau ikutan juga hehe
ReplyDeletePengen banget sepedaan rame-rame. Senengnya dapet, sehatnya dapet.
ReplyDeleteBersepeda memang asik, selain sebagai alat transportasi juga sarana buat berolahraga. Yang penting sebelum bersepeda ya pastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat ya
ReplyDeleteWah, ternyata jenis sepeda banyak juga ya. Aku taunya sepeda gunung, BMX, lipat, dan onthel, Mas. Baru tau ada jenis sepeda fixie. Itu yg bentuknya melengkung besi depannya kan? Sekarang banyak yg pakai dgn warna² cetar.
ReplyDeleteOlah raga bersepeda emang lagi naik daun sekarang ini karena termasuk kegiatan luar ruangan yang dianjurkan saat pandemi.. Onderdil sepeda pun jadi mahal banget.
ReplyDeleteKalau boleh saran soal penulisannya, agak terlalu banyak koma dan kurang titik dalam satu paragraf sehingga yang baca akan terengah-engah. Contohnya pada paragraf pertama, itu hanya ada satu titik di akhir paragraf walaupun sebenarnya bisa dijadikan tiga kalimat. Sehabis kalimat "kurvanya semakin naik" bisa diberi titik. Demikian juga sehabis kalimat "kotaku Timika pun nggak ketinggalan". Selain itu ada banyak kata yang menggunakan huruf kapital padahal tidak perlu, seperti Naik gunung, Menjelajahi hutan, Pergi ke pantai. Kesalahan itu berulang di beberapa bagian. Itu aja saran dari saya, maaf kalau tidak berkenan.
Terimakasih atas Kritik dan Masukannya Bu.
DeleteSangat membangun, Insaalah kedepan di perbaiki. Terimakasih atas waktunya sudah mampir di blog ini.
serunya memang bersepeda ya Mas Arif, aku suka banget, sewaktu di Yogya hampir setiap hari aku sepedaan, seru banget deh
ReplyDeleteSalah satu hal yang paling saya suka juga kalau bersepeda adalah bisa melihat dan menikmati udara sepanjang perjalanan. Pemandangan juga bikin fresh, terurama jika melewati pesawahan. Biasanya jalan aspal area pesawahan paling enak buat bersepeda.
ReplyDeleteBersepeda memang jenis olah raga yang lagi tren di kota maupun di desa. Hal itu karena bersepeda sangatlah menyenangkan, hemat, dan sehat. Saya pengen.. hiks tapi sayang karena waktu main saya anak cuma sedikit untuk tiap harinya.. saya memilih berolahraga main sama bocahðŸ¤
ReplyDelete