Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak
ARDINTORO |dot| COM - Tantangan kehidupan semakin hari semakin besar, kita di tuntut mandiri dalam segala hal nggak terkecuali dalam mendidik anak. Setiap orang tua pasti mendambakan punya anak yang soleh/soleha, pintar, sopan, bertanggung jawab serta pengertian terhadap kedua orang tua. Itu semua bisa di dapat bila anak mendapat pendidikan usia dini.
Tapi untuk memiliki anak yang berkarakter seperti itu nggak mudah. Sebagai orang tua butuh perjuangan yang super ekstra agar bisa terwujut, ada di antara orang tua yang berinisiatif memasukkan anak mereka ke pondok pesantren. Sekolah favorit sampai memberikan les tambahan agar anaknya bisa bersaing di kemudian hari, bukan hanya di lingkungan masarakat tapi yang lebih penting bersaing di dunia kerja.
Lo lo lo sampean nglindur to mas arif, nikah wae belum kok bahasan-nya tentang mendidik anak? 😅. (ngakak) Biarin Kang itung-itung trening, teori disit sebelum praktik, biar nanti kalau sudah nikah nggak kagok!. Bukan mok seneng bikin anak toook, tapi juga tau mendidik mereka 😃 he he.
Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, ibu yang memberikan pendidikan dasar seperti sopan-santun, unggah-ungguh dan budi-pekerti yang baik. Nantinya sifat-sifat itu akan terus melekat di diri anak sampai kapanpun, maka dari itu seorang ibu harus bijaksana dan pandai dalam mendidik anak-anaknya.
Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik sekaligus pengatur dalam rumah tangga. Baik dan buruk perilaku seorang anak biasanya tergantung dari didikan ibunya. Seorang ibu sebaiknya nggak terlalu memanjakan anak-anaknya karena dengan memanjakan akan berakibat buruk di kemudian hari, menjadikan anak nggak mandiri dan selalu bergantung kepada orang tua.
Sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab pada keluarga, peran ibu dalam pendiddikan anak dapat di simpulkan: Sebagai sumber dan pemberi kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pembimbing hubungan pribadi dan pendidik anak dalam segi emosional.
Sebagai seorang ayah sebaiknya memiliki karakter kuat yang senantiasa mampu mendidik, baik mendidik istri maupun anak-anaknya untuk menjadi lebih baik. Meskipun demikian masih banyak kita jumpai kesalahan-kesalahan pendidikan anak yang di akibatkan seorang ayah.
Misalnya seorang ayah yang nggak ada waktu untuk bergaul dan mendidik anak-anaknya dengan beralasan sibuk bekerja untuk mencari nafkah. Alhasil anaknya jadi bandel dan selalu membantah orang tua bila di beri nasehat-nasehat.
Lebih celaka lagi bila seorang ayah dengan sengaja nggak mau berurusan dengan pendidikan anak-anaknya, ia mencari kesenangannya sendiri. Segala tetek-bengek yang menyangkut pendiddikan si anak di bebankan kepada istrinya, bila terjadi kegagalan dalam mendidik anak, istrinya yang di marah, di maki-maki, seharusnya nggak begitu, kalau menjadi seorang ayah.
Seorang ayah harus bertanggung jawab, menangung segala resiko yang akan di hadapi demi kebahagiaan semua anggota keluarga. Dari beberapa uraian tersebut peran ayah dalam keluarga dapat di simpulkan: Sebagai penopang kekuatan dalam rumah tangga, penghubung antara keluarga dengan masyarakat, pemberi rasa aman bagi semua anggota keluarga, menjadi hakim bila terjadi perselisihan di antara angota keluarga dan pendidik dalam segi rasional.
Dalam suatu keluarga yang serumah dengan nenek (mbah) seringkali terjadi pertengkaran atau perselisihan antara orang tua anak dan nenek (menantu dan mertua) mengenai cara mendidik anak. Biasanya karena perbedaan pola pikir dan cara pandang nenek yang merasa sudah lebih banyak “makan asam garam kehidupan” dari pada menantunya (orang tua si anak).
Dari pengalaman-pengalaman itu maka, bila berkaitan dengan pendidikan si anak lebih baik jika suatu keluarga itu tinggal terpisah dari nenek, terkecuali bila nenek sudah dalam keadaan tua dan sakit-sakitan yang butuh perawatan khusus. Kunjungan nenek sewaktu-waktu dan bermalam sesekali di rumah orang tua si anak sudah cukup menyenangkan hati anak.
Nggak hanya itu, pembantu juga biasanya di berikan tugas-tugas khusus misalnya mengasuh dan memelihara anak-anak karena kesibukan kedua orang tua dalam bekerja untuk mencari nafkah di luar rumah. Dengan keadaan itu maka pembantu juga bisa di katakan sebagai anggota keluarga karena turut juga berperan dalam pendidikan anak-anak.
Pada umumnya pembantu nggak cukup memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam hal mengasuh atau mendidik anak, apalagi pembantu itu masih muda dan belum pernah berkeluarga. Oleh karena itu, bagi semua orang tua betapapun sibuk dan sempitnya waktu luang, nggak baik jika menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada pembantu.
Peran pembantu seyogyanya hanya membatu pekerjaan rumah tangga dan nggak ikut campur dalam proses pendidikan si anak, agar anak-anak lebih dekat dengan kedua orang tua (ayah dan ibu) selain itu juga agar si anak bisa berkualitas dalam cara pandang dan cara berfikir mereka di setiap menghadapi permasalahan.
Tapi untuk memiliki anak yang berkarakter seperti itu nggak mudah. Sebagai orang tua butuh perjuangan yang super ekstra agar bisa terwujut, ada di antara orang tua yang berinisiatif memasukkan anak mereka ke pondok pesantren. Sekolah favorit sampai memberikan les tambahan agar anaknya bisa bersaing di kemudian hari, bukan hanya di lingkungan masarakat tapi yang lebih penting bersaing di dunia kerja.
Lo lo lo sampean nglindur to mas arif, nikah wae belum kok bahasan-nya tentang mendidik anak? 😅. (
Peran Ibu dalam Rumah Tangga
Di sebagian besar keluarga, seorang ibu memiliki peran besar dan penting dalam mendidik anak-anaknya. Itu wajar, karena sejak seorang anak di lahirkan ibu yang senantiasa di sampingnya. Ibulah yang memberikan makan, menyusui, memelihara dan bercampur gaul dengan anak-anaknya. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih dekat dengan ibunya dari pada yang lain.Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, ibu yang memberikan pendidikan dasar seperti sopan-santun, unggah-ungguh dan budi-pekerti yang baik. Nantinya sifat-sifat itu akan terus melekat di diri anak sampai kapanpun, maka dari itu seorang ibu harus bijaksana dan pandai dalam mendidik anak-anaknya.
Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik sekaligus pengatur dalam rumah tangga. Baik dan buruk perilaku seorang anak biasanya tergantung dari didikan ibunya. Seorang ibu sebaiknya nggak terlalu memanjakan anak-anaknya karena dengan memanjakan akan berakibat buruk di kemudian hari, menjadikan anak nggak mandiri dan selalu bergantung kepada orang tua.
Sesuai dengan fungsi dan tanggung jawab pada keluarga, peran ibu dalam pendiddikan anak dapat di simpulkan: Sebagai sumber dan pemberi kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat mencurahkan isi hati, pengatur kehidupan dalam rumah tangga, pembimbing hubungan pribadi dan pendidik anak dalam segi emosional.
Peran Ayah sebagai Kepala Rumah Tangga
Di samping ibu, seorang ayah juga memiliki peranan penting dalam rumah tangga. Seorang ayah sebagai pemimpin yang senantiasa menjadi pelindung dalam keluarga, selain itu seorang ayah juga bertugas mencari nafkan untuk mencukupi semua kebutuhan keluarga.Sebagai seorang ayah sebaiknya memiliki karakter kuat yang senantiasa mampu mendidik, baik mendidik istri maupun anak-anaknya untuk menjadi lebih baik. Meskipun demikian masih banyak kita jumpai kesalahan-kesalahan pendidikan anak yang di akibatkan seorang ayah.
Misalnya seorang ayah yang nggak ada waktu untuk bergaul dan mendidik anak-anaknya dengan beralasan sibuk bekerja untuk mencari nafkah. Alhasil anaknya jadi bandel dan selalu membantah orang tua bila di beri nasehat-nasehat.
Lebih celaka lagi bila seorang ayah dengan sengaja nggak mau berurusan dengan pendidikan anak-anaknya, ia mencari kesenangannya sendiri. Segala tetek-bengek yang menyangkut pendiddikan si anak di bebankan kepada istrinya, bila terjadi kegagalan dalam mendidik anak, istrinya yang di marah, di maki-maki, seharusnya nggak begitu, kalau menjadi seorang ayah.
Seorang ayah harus bertanggung jawab, menangung segala resiko yang akan di hadapi demi kebahagiaan semua anggota keluarga. Dari beberapa uraian tersebut peran ayah dalam keluarga dapat di simpulkan: Sebagai penopang kekuatan dalam rumah tangga, penghubung antara keluarga dengan masyarakat, pemberi rasa aman bagi semua anggota keluarga, menjadi hakim bila terjadi perselisihan di antara angota keluarga dan pendidik dalam segi rasional.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak yang Baik
Peran Nenek dalam mendidik Cucunya
Selain ibu dan ayah, seorang nenek juga biasanya berperan besar bagi pendidikan cucunya, misalnya memberikan wejangan, petuah-petuah untuk kebaikan si anak di kemudian hari. Nenek umumnya memberikan kasih sayang yang berlebih kepada cucu-cucunya nggak heran bila terjadi pertengkaran misalnya antara anak dan ayah maka si anak akan lari dan berlindung di neneknya.Dalam suatu keluarga yang serumah dengan nenek (mbah) seringkali terjadi pertengkaran atau perselisihan antara orang tua anak dan nenek (menantu dan mertua) mengenai cara mendidik anak. Biasanya karena perbedaan pola pikir dan cara pandang nenek yang merasa sudah lebih banyak “makan asam garam kehidupan” dari pada menantunya (orang tua si anak).
Dari pengalaman-pengalaman itu maka, bila berkaitan dengan pendidikan si anak lebih baik jika suatu keluarga itu tinggal terpisah dari nenek, terkecuali bila nenek sudah dalam keadaan tua dan sakit-sakitan yang butuh perawatan khusus. Kunjungan nenek sewaktu-waktu dan bermalam sesekali di rumah orang tua si anak sudah cukup menyenangkan hati anak.
Peran Pembantu dalam Rumah Tangga
Bagi sebuah keluarga yang berkecukupan secara ekonomi sering kali memiliki pembantu untuk membantu meringankan pekerjan-pekerjaan di dalam rumah misalnya: Memasak, mencuci, menyetrika, membersihkan halaman dll.Nggak hanya itu, pembantu juga biasanya di berikan tugas-tugas khusus misalnya mengasuh dan memelihara anak-anak karena kesibukan kedua orang tua dalam bekerja untuk mencari nafkah di luar rumah. Dengan keadaan itu maka pembantu juga bisa di katakan sebagai anggota keluarga karena turut juga berperan dalam pendidikan anak-anak.
Pada umumnya pembantu nggak cukup memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam hal mengasuh atau mendidik anak, apalagi pembantu itu masih muda dan belum pernah berkeluarga. Oleh karena itu, bagi semua orang tua betapapun sibuk dan sempitnya waktu luang, nggak baik jika menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak kepada pembantu.
Peran pembantu seyogyanya hanya membatu pekerjaan rumah tangga dan nggak ikut campur dalam proses pendidikan si anak, agar anak-anak lebih dekat dengan kedua orang tua (ayah dan ibu) selain itu juga agar si anak bisa berkualitas dalam cara pandang dan cara berfikir mereka di setiap menghadapi permasalahan.
Kesimpulan
Dalam mendidik anak perlu perjuangan keras dari semua elemen baik dari ibu, bapak, nenek atau guru di sekolah agar terbentuk pribadi anak yang mandiri, tangguh, berkarakter, tanggung jawab dan nggak cegeng. Apalagi di era milenial saat ini, semua lini terjadi persaingan yang sangat ketat, bila anak-anak kita memiliki pribadi yang kurang cakap pasti akan tertinggal dari anak-anak yang lain.54 comments for "Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak"
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini, dengan Ketentuan :
1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi. Bila berkomentar nggak sesuai dengan kebijakan Blogger maka nggak di terbitkan!
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
4. Happy Blogging 🙂.
makasih sharingnya
ReplyDeleteSama-sama Bunda :)
DeleteSetiap anggota keluarga mempunyai peranannya masing-masing dalam mendidik anak. Dengan menyadari hal ini, anak-anak akan mendapatkan haknya dengan baik. Tentu saja, semua pihak juga harus saling bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain.
ReplyDeleteSetuju Mbak, klo semua anggota keluarga bersatu mendidik, pasti mendapatkan anak yang berkarakter :)
Deleteyesss bener banget, dalam mendidik anak yang cepat tanggap akan situasi dan kondisi perlu diperhatikan oleh orang disekelilingnya :D
ReplyDeleteSaya Yes hehe
DeleteBetul sekali mas, semuanya harus ikut terlibat dalam tumbuh kembang anak sesuai perannya masing-masing. Karena lingkungan tuh ngaruh banget ke pembentukan karakter dan kebiasaan anak, jadi butuh kerja sama yang sinergis dari semua pihak, terutama yang ada di lingkungan tempat tinggal anak.
ReplyDeleteMantep Mbak, semoga semua orang tua bisa melakukanya
DeletePante saja bila orang tua yg Broken biasanya anak-anaknya amburadul, kasian
Setiap kita memang memiliki peran masing-masing bagi tumbuh kembang anak. Karena anak adalah amanah. Sayangnya banyak yang tidak bisa menjaga amanah tersebut. Entah dari sisi si ibu atau si ayah. Memang butuh kerjasama yang baik antar keduanya.
ReplyDeleteMungkin salah satu ada yg egois Mbak makanya lari dari tanggung jawab :)
DeleteDari rumah anak berangkat dengan segala karakternya ya semoga bisa Istiqomah mendidik
ReplyDeleteSemnagat Bunda :)
DeleteMemang dalam mendampingi anak-anak dalam belajar dibutuhkan kerjasama banyak pihak. Semua anggota keluarga memiliki beban peran yang berbeda namun saling melengkapi. Semoga mas ardintoro bisa mendapatkan pasangan hidup yang memiliki visi, misi, dan mimpi yang sejalan ya, aamiin
ReplyDeleteAmin Mbak, terimakasih atas doanya semoga di segerakan oleh Allah hehe
DeleteMemang ada baiknya kalo belum punya anak atau berkeluarga belajar cara parenting. Saya pun selalu belajar lewat orang yang sudah berpengalaman mendidik anak. Mereka katakan bahwa orang tua jangan kalah cerdik dengan anak. Bisa banget anak malah mengadu kedua orang tuanya jika sang ortu nggak kompak.
ReplyDeletehehe na itu Mbak belajar dulu sebelum praktek,
DeleteTeori disit katanya wkwk
Keluarga memang sangat pengaruh terhadap perkembangan anak, bukan hanya seorang ibu. Melainkan seorang Ayah pun turut berperan.
ReplyDeleteHia Mbak saling melengkapi ya :)
DeleteKeren nih Bang Ardi, membahas parenting meski belum menikah hehehe topik parenting memang menarik banget sih, aku juga suka, hitung2 belajar buat realisasi nanti wqwqwq
ReplyDeleteHia Mbak teori dulu sebelum Praktek hehe
Deleteperlu kolaborasi suami dan istri ya untuk saling mengisi perannya
ReplyDeleteHia Mbak :)
DeleteDemi tumbuh kembang anak memang harus melibatkan peran ayah dan bundanya. Dari sana insyaallah anak kita akan tumbuh dengan baik seperti yang kita harapkan
ReplyDeleteTerimakasih Mbak atas tambahanya :)
DeleteMasing-masing anggota keluarga punya peran, ya.
ReplyDeleteTapi yang paling utama memang peran ayah ibu sebagai orang tua.
Maka dari itu ayah dan ibu, keduanya harus punya wawasan luas.
Nggak bisa mengandalkan salah satu pihak aja... Makanya pilih pasangan juga harus yang cerdas, minimal yang berwawasan lah... *lah curhat, hahaha :D
Catet Mbak hehe
DeleteSemoga suatu saat dapat yg berwawasan luas wkwk
Saya alami sendiri. Peran ayah dan Ibu memang sangat berbeda. Ayah sbg leader ya, ibu sbg navigator ya. Dua-dua nya harus kompak. Seiya sekata. Kami semua nyaman bgt kalau di rumah ada ayahnya, kalau enggak ada berasa enggak nyaman. Alhamdulillah brrti suamiku sdh pny peran sbg ayah yah, sesuai artikel yg mas Arif buat...
ReplyDeleteMantep Mbak semoga keluarganya lenggeng ya :)
DeleteMeski ibu, ayah sangat berperan dalam mendidik anak, orang-orang di sekitar lingkungannya juga berpengaruh. Termasuk teman dan keluarga besar. Sebagai orang tua, semoga tetap mampu mengarahkan kebaikan di tengah pengaruh yang berbagai bentuk ini.
ReplyDeleteMestinya begitu Mbak, keluarga sebagai komando tertinggi, jadi walaupun anak bergaul bagaimnapun di sebuah lingkungan mereka tetep dengar apa kata orang tua.
DeleteTernyata memang semua memiliki perannya tersendiri yah
ReplyDeleteDan tentu akan berdampak positif jika semua bisa menjalankan perannya dengan baik
Hia Mbak yg Penting kompak.
Deletesetuju mas. makanya sampai ada ungkapan it takes a village to raise a child. biasanya kalau suami isti bisa lebih gampang kerja sama ngedidik anak. kalau sama kakek neneknya udah beda pola asuh :) tapi role nenek harus tetep ada buat perkembangan sosial anak.
ReplyDeleteNa itu Mbak setiap generasi pasti memiliki pola didik yg berbeda,
DeleteKakek nenek masih di berikan porsi tapi sewajarnya, agar anak-anak berkembang sesuai jamannya :)
membangun rumah tangga itu tidak semudah yang dibayangkan, tetapi juga tidak sesulit yang dibilang. Pada kenyataanya, meskipun semua sudah paham dimana peran penting yang harus dilakukan masing-masing pribadi, ketika mereka menikah justru baynak yang tidak siap untuk menjadi suami/ayah atau ibu/istri. Mereka tetap menjadi individu dengan mimpi dan ego masing-masing.
ReplyDeleteSuami istri perlu berbincang sejenak, merencanakan rumah tangga mereka sehingga masing masing akan berperan sesuai dengan yang telah direncanakan. Tujuan hidup berumah tangga tercapai dan masing-masing pasangan bahagia tanpa ganjalan di hati apapun. Hal itu berpengaruh pada kondisi kehjiwaan kelak. Percayalah, rumah tangga adalah tempat sekolah yang tiada pernah ada kata lulusnya. Belajar teroooos.
Menarik Mbak, pendapatnya.
DeletePoin pertama kaeknya nikahnya karena cinta + nafsu yg membara hehe
Memang butuh kedewasaan kedua belah pihak agar mendapatkan generasi yg berkualitas :)
Tak ada yang mudah, tapi juga belum tentu sulit ya. Jadi ilmu nih buat daku yang bisa dipraktekkan nanti kalau udah ganti status lalu memiliki anak.
ReplyDeletehehe Mantep Mbak tetap semangat :)
DeleteSaya enggak punya art, jadi perannya sebatas suami, kakek, nenek yang kadang gantian jaga anak. Bagus juga belum nikah udah cari ilmu parenting. Buat persiapan nanti, ya
ReplyDeleteHarus di pertahankan Mbak demi tumbuh kembang Si Kecil.
Deletehehe Hia :)
Setuju Mas, mestinya ART sebatas "membantu" teknis pekerjaan di rumah tangga saja, jangam dipasrahin seluruh aspek termasuk mengajari anak ya Mas
ReplyDeleteMestinya si begitu Mbak, tapi ada sebagian orang tua dg alasan sibuk, membebankan asuh anak ke ART :)
DeleteJaman belum nikah dulu, saya jugaaa sering baca-baca artikel psikologi anak mas, malah sering ngamatin anak-anaknya kakak-kakak sayaa, hehe. Karena bekal jadi orang tuaaa itu buanyakk banget, mesti kita pelajari satu persatu, terus kita praktekkan ketika waktunya tiba
ReplyDeleteSetuju Mbak belajar lebih awal lebih baik, dari pada nanti sudah kadung punya anak baru gelagapan :)
DeletePendidikan anak emang nggak bisa lepas dari peran lingkungan terdekatnya. Kalau tinggal sama ayah ibunya, ya keduanya ini yang berpengaruh. Tapi kalau sudah ada tambahan, mau tidak mau ya akan terinstall ke diri anak.
ReplyDeleteSaya pribadi lebih memilih untuk handle semuanya sendiri bareng suami. Karna mengkondisikan diri sendiri dan membuat kesepakatan dengan suami jauh lebih mudah, dibanding mengkondisikan orang lain. Ya memang repot kalau cuma dihandle berdua saja. Tapi ya gimana ya, namanya juga tanggung jawab. Serepot-repotnya tetap harus dijalankan juga kan.
Mantep Mbak,
Deleteitu yg menjadi ancer-anceran ku hehe,
Karena memang tujuan berumah tangga ya ingin memiliki keluarga yg berkualitas baik sesama pasangan atau generasi berikutnya, nggak lucu dong bila suatu saat anak gagal karena banyak teristal pengaruh luar dan yang di salahkan pertama kali pasti ke 2 orang tuanya, bukan tetangganya hehe
kalau menurutku, mendidik anak harus menyesuaikan dengan karakter dan memiiliki target hehehe. Mohon maaf, aku ngga perlu peran pembantu. Cukup dari aku ibunya :)
ReplyDeleteMantep Mbak harus di pertahankan prinsip itu, agar memiliki generasi yg berkualitas :)
Deletewah menarik banget ini, semua lini dan unsur dalam keluarga betul-betul saling berkesinambungan ya mba..tidak hanya untuk ayah dan bundanya ya, tapi nenek dan juga ART
ReplyDeleteSaya Yes hehe :)
DeleteMendidik anak bagiku memang perlu peran anggota keluarga namun kendali tetap Di ayah Dan ibunya yang harus menjadi roal model bagi anaknya
ReplyDeleteHarus itu Mbak, karena anak cermin dari prilaku kedua orang tua, :)
DeleteKalau ada anak yg prilakunya mirip tetangga bisa berbahaya itu hehe
Selama masa pandem ini terasa banget peran keluarga dalam pendidikan anak-anak. Mau tak mau kami yang bertanggung jawab dalam segala hal, baik akademis maupun nonakademis. Sehari-hari kami memang tidak pakai ART. JAdinya ya sudah terbiasa sih, cuma lebih padat aja saat sekarang ini.
ReplyDeleteItu mungkin Hikmah terbesar dari musibah Pandemi ini Mbak
DeleteDi lain sisi meyengsarakan orang tapi sisi lain membuat harmonis semua anggota keluarga hehe