Kegemblungan Sahabat yang Curhat Masalah Cinta
Sore itu ketika saya lagi ngetik
kerjaan sekolah tiba-tiba sahabatku yang bernama mangkus datang:
Mangkus: "Asalamuallaikum…! He… Mas
Arif, lagi bikin apa ? Kok kayak serius sekali!"
Saya: "Walaikum Salam…! Ini saya lagi
ngetik kerjaan sekolah. Tumben kamu main ke rumah, ada apa ini, biasanya kalau
kamu main pasti ada apa-apa…!"
Mangkus: "Mas Arif ini macam tau ya
prasaanku, pantas kalau sampean (kamu) ini sahabat karip ku dari dulu."
Saya: "Ya jelas, saya tau kamu, kita
kan sudah bersahabat lama. Aku iki lo wis ngerti seluk beluk e awakmu (Aku
ini lo sudah tau sifat-sifatmu) kalau ada apa-apa pasti cari saya. Emange
nyapo? (Memangnya Kenapa?)". (Tanya saya dengan menyelidik).
Mangkus: “Emboh mas aku buingong”, (nggak
tau mas saya lagi binggung)
Saya: “Bingung nyapo, (Bingung
kenapa) Hidup itu jangan di bikin susah, slow aja, kayak saya ini lo, kalau
lapar makan, kalau ngantuk tidur, kalau sakit perut ya beol cari toilet
hehe".
Mangkus: "Mas Arif ini malah
bercanda!, saya ini lo serius bukan bercanda!"
Saya: "Maaf deh teman, saya hanya
ingin menghiburmu yang intinya hidup itu jangan di bikin susah, emange
nyapo? kok mau ngomong serius.(Memangnya kenapa? kok mau bicara serius)
kamu bisa cerita ke saya, sahabatmu ini…!"
Mangkus: "Hemmm… Mas-mas" (bicara
dengan wajah yang malas)
Saya: “Emange nyapo? Makane
crito’o ojo mok pendem wae!, (memangnya kenapa makanya cerita jangan di
pendam dalam hati saja!), siapa tau saya bisa bantu?"
Mangkus: "Mas di hitung-hitung 4
bulan terahir ini, sudah 4 orang yang saya taaruf’I dan semuanya gagal. Kalau
bukan saya yang nggak cocok ya dianya yang nggak cocok."
Saya: "Masaallah kus…! Kemaruk kon
iku mosok 4 ulan 4 cewek”, (keterlaluan kamu itu masak 4 bulan 4
cewek).
Mangkus: "Bukanya begitu mas, saya kan
cari yang terbaik kalau nggak cocok ya ganti. Saya sudah berazam dalam hati, dalam hijrahku ini saya akan menjemput jodohku sesuai syariat Islam yaitu
dengan jalan taaruf. Saya nggak mau pacaran lagi, saya takut sama Allah, kan di
dalam Islam nggak ada pacaran? Sebelum menikah…!"
Saya: "Gayamu Kus… Nyeramai aku
barang, (ceramah di depanku) hehe. Sejak kapan kamu Hijrah? La… jenggotmu juga kok sudah panjang, pakai celana cingkrang lagi. Ati-ati lo masuk aliran
sesat!"
Mangkus: "Hijrah kok gaya mas Arif. Saya hanya ingin berubah dan mendapat Ridho Allah di setiap aktifitasku. Kalau
masalah aliran sesat saya sudah tau mas, mana yang sesat dan nggak, sampean (kamu)
tenang saja. Yo sama awasi aku, (ya sama lihat-lihat saya) kalau
kelihatan menyimpang ke arah kesesatan ya ingatkan".
Saya: "Beres lah Kus…! Apa sih yang nggak untuk kamu, sahabatku ini? Apalagi sudah Hijrah. Semoga kita nanti di
pertemukan di surganya Allah kelak dan tetap bersahabat di sana, Amin."
Mangkus: "Amin-Amin mas Arif"
Saya: “Ngomong-ngomong awakmu
dolen mrene kui nyapo, kok muter-muter koyo kitiran critomu?”,(ngomong-ngomong
kamu main ke sini tu bikin apa kok putar-putar kayak baling-baling
ceritamu?)
Mangkus: "Ooo… hio mas kok saya malah
putar-putar ya hehe. Balik ke masalah tadi, Alhamdulilah mas dalam 4 bulan
ini saya sudah di pertemukan dengan 4 orang wanita oleh Allah. Secara nggak
langsung banyak memberikan pelajaran yang sangat berharga, saya bisa tau sifat
dan karakter banyak orang, Insaallah membuat saya lebih dewasa dan untuk bekal
nanti ketika berumah tangga. Hemmm… ternyata karakter dan sifat orang tu
beda-beda ya Mas? "
Saya: "Ya iya namanya manusia kus! Kok
mengharukan gitu kisahmu kus!. Piye critone aku pengen denger,
(bagaimana ceritanya aku pengen denger) barangkali bisa buat pengalaman
saya".
Mangkus: "Gini ceritanya, selama 4
bulan kemaren saya ber-taaruf ke 4 wanita, seperti yang sudah saya ceritakan
tadi mas dan semuanya gagal. Alhamdulilah yang 3 sudah bisa saya lupakan, tapi ini
lo mas yang terahir, kok susah untuk di lupakan. Mungkin karena baru kejadian
kemaren kali ya?"
Saya: "Bisa juga gitu kus, karena baru
saja terjadi, makanya belum bisa di lupakan!"
Mangkus: "Hemmm… saya ceritakan yang
terahir saja ya mas, soalnya kalau saya ceritakan semua kelamaan, bisa sampe
subuh nanti!... hehe".
Saya: "Ya sudah kus, sembarang!"
Mangkus: "Saya ini nggak sembarang lo
mas kalau berniat mendekati seseorang, selalu ku libatkan Allah, saya
menghindari hubungan yang di larang Allah makanya saya nggak lagi pacaran. Wanita yang terahir yang saya taaruf’i itu sudah sesuai dengan kriteria yang
sudah saya tentukan. Wajahnya manis (yang penting nggak malu kalau di ajak
kondangan hehe) agamanya Insaallah baik (menutup Aurat), biasa
mengamalkan sunah-sunah Nabi yang hampir mirip dengan yang saya lakukan!.
Saya-nya sih sebenarnya sudah pas, cocok dengan dia mas."
Saya: "Na kenapa nggak di lanjut,
kalau sudah cocok!"
Mangkus: "Dianya yang nggak mau mas"
(bercerita sambil mata berkaca-kaca)
Saya: "Bioh-bioh… kasian kamu
kus?"
Mangkus: "Nggak apa-apa mas sudah
biasa, anggap saja itu trening dari Allah untuk dapat yang lebih baik. Padahal
lo mas dia itu sesuai kriteria saya. Yang pernah saya dengar di ceramah: Untuk
memilih pasangan itu harus sekufu (memiliki kesamaan) seperti jenjang
pendidikannya sepadan, sukunya sama, keadaan ekonomi nggak beda jauh, agama
sama-sama Islam. Saya dengan dia kayaknya hampir sama, makanya saya putuskan
memilih dia, tapi sayang dianya yang nggak mau hehe. Memang sih pertama kenal
akrap, tapi lama-lama dia menjauh, ahirnya ya…da..da…!. Menurut sampean, (kamu)
kira-kira kenapa ya dia begitu?"
Saya: "Mungkin wajahmu kurang tampan
kus hehe (saya bicara sambil tertawa cekik…kikan) atau umur yang beda jauh mungkin. Perempuan itu biasanya cari yang lebih sukses dari kamu, semua kemungkinan bisa saja
terjadi…! Wong jenenge menungso. (namanya manusia)".
Mangkus: "Entahlah mas, saya nggak
tau! Kalau dia nggak mau gara-gara wajahku yang jelek! piye to,(bagaimana
to) katanya emak-ku tu. Saya ini paling ganteng sampe kayak uceng wkwk,
kalau dia nggak mau karena fisikku. Heeem… fisik kan barang fana, nggak kekal,
suatu saat keriput dan jadi tanah kalau sudah meninggal."
Saya: "Mungkin masalah umur?. Umurmu
kan agak beda jauh dengan dia!"
Mangkus: "Kalau menurutku perbedaan
umur itu nggak jadi masalah, kan nggak melanggar syariat. Nabi Muhammad saja
saat menikah dengan Aisah memiliki perbedaan umur cukup jauh."
Saya: "Bisa juga masalah ekonomi kus!,
kamu kan belum sukses!"
Mangkus: "Ya bisa juga mas, jujur saya
ini belum sukses masih menuju ke sana. Insaallah kalau nggak bisa sukses
masalah ekonomi di dunia, saya akan berusaha meraih sukses di akhirat menuju
Surganya Allah, Amin."
Saya: "Sabar saja kus, sudah takdir,
ambil pelajaran saja! Coba kamu pikir-pikir?, kira-kira dia nggak mau dengan
kamu, siapa yang menggerakkan hatinya?"
Mangkus: "Allah…!"
Saya: “Pinter ngono kok hehe. (pintar
begitu kok hehe) Makanya kus apapun yang di berikan Allah ke kamu? pasti baik!,
Allah nggak akan salah memilihkan jodoh untukmu, itu sesuai dengan Firman Allah
di Surat Al-Baharah:216 :"
“Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik untukmu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedangkan kamu tidak mengetahui”.
"Coba renungkan Kus. Seumpama kamu memaksakan kehendakmu, mau menikah dengan dia, tetapi Allah nggak Ridho pasti di tengah pernikahan bisa saja terjadi gesekan! Mungkin sering bertengkar, nggak nyaman dll. Pada ahirnya kamu nggak bahagia dengannya."
Mangkus: "Hia mas Arif makasih atas
nasehatnya!"
Saya: "Makanya itu harus iklas,
menerima pemberian Allah, Insaallah! Allah akan mempertemukan kamu dengan
jodohmu yang cocok, bisa menjadi istri yang baik! Bukan hanya di dunia tapi
sampai di akhirat kelak."
Mangkus: "Amin…! Tapi saya masih
belum bisa melupakan diya e mas, Piye?", (bagaimana?).
Saya: "Guampang kus caranya! Terus
berdoa, agar bisa melupakannya, dan beriktiar kembali mencari yang terbaik, tapi ingat! Jangan mencari dengan jalan pacaran lo, karena pacaran itu termasuk
mendekati zina dan zina itu di larang Allah. Kalau menurut pengalaman saya,
kalau sudah temukan yang baru pasti kamu bisa melupakannya, seiring dengan
berjalannya waktu."
Mangkus: "Memangnya mas Arif sudah
punya calon istri, “Wong sampean wae podo! isek Jomlo ngono kok, hehe”. (kamu juga sama! masih Jomlo begitu kok hehe)
Saya: “Ngenyek (menghina)
kamu Kus! Tenang saja kus. Jodoh kita itu sudah di tentukan Allah yang sudah
tertulis di Lauh Mahfudz, bahkan 40 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan
bumi. Jadi sabar aja terus berdoa dan beriktiar kalau waktunya tiba pasti
datang jodohmu Kus!"
Baca Juga: Perahu yang Gagal Berlabuh
Mangkus: "Hia mas, makasih atas
semangatnya, ngomong-ngomong saya sudah cerita dari tadi kok nggak di kasih
minuman to…?"
Saya: "Ooo… lupa kus saya, mau minum
apa? Ambil sendiri itu di kulkas !"
Mangkus: "Makasih mas
minumannya…!"
Saya: "Setelah dari sini kamu mau
bikin apa?"
Mangkus: "Pulang mas, tidur!
Istirahat!, biar besok bangun bisa fresh dan menyambut hari baru yang lebih
baik."
Saya: "Hia kus, saling mendoakan aja
ya, semoga kamu dan saya cepat di pertemukan dengan jodoh kita
masing-masing,"
Mangkus: "Amin, Saya pamit pulang dulu
ya mas!"
The Momen Aug 04, 2018 “Nggak Terlupakan”.
2 comments for "Kegemblungan Sahabat yang Curhat Masalah Cinta"
Jika ada yang Ingin Anda Tanyakan Terkait Artikel di atas Silahkan Bertanya Melalui Kolom Komentar Berikut ini, dengan Ketentuan :
1. Berkomentarlah dengan Sopan (No Spam, Sara dan Rasis).
2. Komentar di Moderasi. Bila berkomentar nggak sesuai dengan kebijakan Blogger maka nggak di terbitkan!
3. Centang kotak Notify Me / Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
4. Happy Blogging 🙂.
Anggap aja training dari Allah.. hmm,, kata-kata yang terdengar bercanda, tapi setelah dipikir-pikir bijak juga.. setiap ujian Allah pasti adalah sesuatu yang sanggup dilalui oleh umat-Nya..
ReplyDeleteSampeyan keren mas...
Trimkasih Gan uda Mampir di blog kami,
DeleteSemoga lain waktu bisa singgah kembali :)